
Serunya Menikmati Senja di Candi Ijo, Simak Sejarahnya Juga Yuk!
Jika berkunjung ke Kota Yogyakarta, wisata sejarah khususnya mengunjungi candi bisa menjadi salahsatu pilihan. Banyak candi-candi yang belum terekspos meski memiliki potensi wisata yang juga cukup menarik, Candi Ijo salah satunya. Candi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini berada lereng barat sebuah bukit yang jauh dari keramaian di kawasan barat Yogyakarta, di selatan Candi Ratu Baka.
Sekilas sejarah tentang Candi Ijo, Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9. Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak. Peletakan bangunan pada tiap teras berdasarkan pada kesakralannya, dan bangunan yang berada di teras tertinggi merupakan bangunan yang paling sakral. Saat ini bangunan yang masih utuh terletak pada teras ke-11. Di teras tertinggi tersebut terdapat empat bangunan berupa satu candi utama dan tiga candi pewara.
Satu diantaranya yang belum banyak menjadi perbincangan adalah Candi Ijo, sebuah candi yang letaknya paling tinggi di antara candi-candi lain di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu terletak pada ketinggian 410 m di atas permukaan laut. Ragam relief yang dapat kita jumpai yang terpahat pada dinding candi menandakan candi ini peninggalan umat Hindu, wisatawan dapat juga melihat peninggalan lain berupa Lingga – Yoni yang terdapat dalam candi. Lingga Yoni yang terdapat dalam Candi Ijo kalasan ini mempunyai ukuran yang cukup besar dan terbesar di Indonesia.
Karena Candi Ijo terletak di dataran tinggi dan dari situ kita dapat menikmati matahari terbenam yang indah dan menawan. Gak banyak lokasi candi yang bisa untuk menikmati matahari terbenam. Dari candi utama, jika kamu berdiri menghadap ke candi kecil di depannya, pada saat yang sama akan melihat matahari terbenam yang sangat indah di antara dua candi kecil. Pancaran cahaya oranye yang kemerahan dari ujung cakrawala selalu memberikan rasa tenang dan ketenangan kepada penikmatnya. Kilauan warnanya akan lebih kuat sebelum bumi menjadi gelap. Gak terasa aneh jika matahari terbenam dijadikan salah satu perburuan oleh wisatawan di mana pun. Jadi, jika mau ke sini pastikan cuacanya harus bersahabat dulu dan jangan sampai tiba di lokasi dengan bumi yang terlalu gelap.
Jika berkunjung ke Kota Yogyakarta, wisata sejarah khususnya mengunjungi candi bisa menjadi salah satu pilihan. Banyak candi-candi yang belum terekspos meski memiliki potensi wisata yang juga cukup menarik, Candi Ijo salah satunya. Candi Ijo terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini berada lereng barat sebuah bukit yang jauh dari keramaian di kawasan barat Yogyakarta, di selatan Candi Ratu Baka.
Sekilas sejarah tentang Candi Ijo, Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9. Kompleks candi terdiri dari 17 struktur bangunan yang terbagi dalam 11 teras berundak. Peletakan bangunan pada tiap teras berdasarkan pada kesakralannya, dan bangunan yang berada di teras tertinggi merupakan bangunan yang paling sakral. Saat ini bangunan yang masih utuh terletak pada teras ke-11. Di teras tertinggi tersebut terdapat empat bangunan berupa satu candi utama dan tiga candi pewara.
Satu diantaranya yang belum banyak menjadi perbincangan adalah Candi Ijo, sebuah candi yang letaknya paling tinggi di antara candi-candi lain di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu terletak pada ketinggian 410 m di atas permukaan laut. Ragam relief yang dapat kita jumpai yang terpahat pada dinding candi menandakan candi ini peninggalan umat Hindu, wisatawan dapat juga melihat peninggalan lain berupa Lingga – Yoni yang terdapat dalam candi. Lingga Yoni yang terdapat dalam Candi Ijo kalasan ini mempunyai ukuran yang cukup besar dan terbesar di Indonesia.
Karena Candi Ijo terletak di dataran tinggi dan dari situ kita dapat menikmati matahari terbenam yang indah dan menawan. Gak banyak lokasi candi yang bisa untuk menikmati matahari terbenam. Dari candi utama, jika kamu berdiri menghadap ke candi kecil di depannya, pada saat yang sama akan melihat matahari terbenam yang sangat indah di antara dua candi kecil. Pancaran cahaya oranye yang kemerahan dari ujung cakrawala selalu memberikan rasa tenang dan ketenangan kepada penikmatnya.
Berita Lainnya

Varian Baru Bakpia Juwara Satoe, Bakpia Coklat!
Bicara soal coklat, saat ini banyak olahan makanan yang menggunakan bahan ini. Tak terkecuali oleh-oleh khas Jogja, bakpia. Kini tersedia bakpia rasa coklat dari Bakpia Juwara Satoe yang menjadi pilihan pas oleh-oleh khas Jogja. Sama seperti varian Bakpia

Rekomendasi Destinasi Wisata Seni di Yogyakarta
Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan kreativitas tanpa batas yang dimiliki warganya. Tak heran ada banyak seniman tinggal dan berkarya di Yogyakarta. Berbagai festival kesenian pun selalu mendapatkan sambutan hangat saat digelar di Yogyakarta. O

Gurih & Harum Aroma Pandan: Varian Baru Bakpia Crispy Rasa Pandan
Kamu pastinya tidak asing dengan daun pandan. Daun pandan biasanya dimanfaatkan sebagai pewarna alami maupun pemberi aroma pada masakan. Berawal dari sana lah, Bakpia Juwara Satoe berinovasi untuk menciptakan Bakpia Crispy Rasa Pandan.